Mentari

Mentari ku kejar
Sensasi terbakar terasa
Tapi memang keras kepala
Terus mengejar tanpa menghindar

Mentari terbenam
Menyisakan sang malam
Suram, mencekam!

Diam, bungkam
Sang mentari tak peduli

Meminta dengan tangis
Teriakan pilu
Tidak! Tak digubris!

Mentari hanya diam
Menutup mata, meredam segala amarah
Berusaha menahan amarah
Hingga meredup, kehilangan cahaya

Tangan teringin meraih, memeluk
Membisikkan kata penenang
"Kau mentari, kau mentari"

Tapi apa?
Mentari terlanjur kehilangan cahaya
Mentari kehilangan kepercayaannya
Mentari diam, membisu, lalu padam

Masa itu mentari terpuruk
Semua membujuk, tapi berakhir tak terbujuk

Manik indah itu terbuka
Di tengah gelapnya siang, tanpa mentari
Meraba tanah juga udara

Tangan itu meraih sang mentari
Menggenggam tangannya
Memeluknya dan terisak
"Mentari, mentari, mentari"

Dia terjatuh, mentari menjauh
Menuju angkasa lepas
Melepaskan rasa yang selama ini terpendam

Mentari kembali
Tapi tak dengan asa juga rasa

Mentari kembali
Tidak! Dia bukan mentari yang dulu
Dia mentari baru
Benar-benar baru

Sementara sang pemeluk mentari menatap sendu
Tersenyum lalu pergi
Meninggalkan sang mentari
Dengan beribu luka

"Kembalilah, Mentari!"


Kediri, 2 Maret 2020

Komentar

Postingan Populer