Lambaian Tangan
Hai,
Kata pisah
Jumpa tak bermakna
Jumpa tinggal nama
Hai,
Hanya lambaian tangan menyapa
Sebuah ungkapan perpisahan
Juga selamat tinggal
Senyum terlukis di wajah
Sumringah menjadi pengalah
Rasa tak rela membuncah
Kita terpisah
Tidak, kita berpisah
Saling memandang
Bertatap tanpa sepatah kata
Diam
Seorang tersenyum
Dengan mata berkaca
Seorang lagi tertegun
Kaki perlahan mundur
Menyisakan jarak semakin jauh
Masih bertatap
Tak bicara
Tersenyum
Apalagi?
Kata perpisahan?
Ah, jangan bermimpi
Terlalu sakit untuk diucap
Dia pun sama
Tak tega, tak rela, tak ingin!
Kaki mengambil beberapa langkah
Menjauh dengan senyuman sendu
Gerakan bibir terlihat
Kata pergi terdengar
Tenang, kata penuh duka
Tangan melambai
Ucapan sampai nanti terdengar lirih
Saling melempar senyum
Hanya alibi, air mata sedang menggenang
Tangan itu melambai
Walau dengan paksa
Memasang senyum terbaik
Pun berucap,
"Hati-hati"
Kaki melangkah dengan paksa
Hati tak seirama dengan logika
Harus ada yang mengalah
Itu, hati
Lambaian tangan itu hangat
Pun terasa pilu
Teringin menggenggam
Namun jarak tak memungkinkan
Lambaian tangan tak terlihat
Ganti menautkan tangan
Menguatkan,
"Akan baik-baik saja"
Tangan itu turun
Menghapus air mata di pipi
Lalu tesenyum
Berujar dengan tulus
"Sampai nanti, Kawan"
Lambaian tangan kian menjauh
Seiring kaki melangkah
Senyum itu tetap terpatri di sana
Dan kenangan tertinggal bersamanya
Kediri, 16 Maret 2020
Kata pisah
Jumpa tak bermakna
Jumpa tinggal nama
Hai,
Hanya lambaian tangan menyapa
Sebuah ungkapan perpisahan
Juga selamat tinggal
Senyum terlukis di wajah
Sumringah menjadi pengalah
Rasa tak rela membuncah
Kita terpisah
Tidak, kita berpisah
Saling memandang
Bertatap tanpa sepatah kata
Diam
Seorang tersenyum
Dengan mata berkaca
Seorang lagi tertegun
Kaki perlahan mundur
Menyisakan jarak semakin jauh
Masih bertatap
Tak bicara
Tersenyum
Apalagi?
Kata perpisahan?
Ah, jangan bermimpi
Terlalu sakit untuk diucap
Dia pun sama
Tak tega, tak rela, tak ingin!
Kaki mengambil beberapa langkah
Menjauh dengan senyuman sendu
Gerakan bibir terlihat
Kata pergi terdengar
Tenang, kata penuh duka
Tangan melambai
Ucapan sampai nanti terdengar lirih
Saling melempar senyum
Hanya alibi, air mata sedang menggenang
Tangan itu melambai
Walau dengan paksa
Memasang senyum terbaik
Pun berucap,
"Hati-hati"
Kaki melangkah dengan paksa
Hati tak seirama dengan logika
Harus ada yang mengalah
Itu, hati
Lambaian tangan itu hangat
Pun terasa pilu
Teringin menggenggam
Namun jarak tak memungkinkan
Lambaian tangan tak terlihat
Ganti menautkan tangan
Menguatkan,
"Akan baik-baik saja"
Tangan itu turun
Menghapus air mata di pipi
Lalu tesenyum
Berujar dengan tulus
"Sampai nanti, Kawan"
Lambaian tangan kian menjauh
Seiring kaki melangkah
Senyum itu tetap terpatri di sana
Dan kenangan tertinggal bersamanya
Kediri, 16 Maret 2020
Komentar
Posting Komentar