Tak Terdefinisi, Tak Terdeskripsi

Aku selalu bertanya dalam hati, "Perasaan apakah ini?" Aku selalu bertanya pada diriku sendiri, "Apa yang sebenarnya kurasakan?" Aku selalu berfikir dalam diam, "Apa yang sebenarnya kuinginkan?"

Aku tak bisa menjawab itu semua, aku tak bisa. Berulang kali kucoba tuk menjawabnya, hanya sebuah jawaban yang tak kutahu bagaimana menjelaskannya. Aku tak bisa mendefinisikannya. Aku tak bisa mendeskripsikannya.

Apakah ada yang tahu? Aku terlalu lelah untuk mencari tahu. Aku sudah terlalu lelah untuk mencari jawabnya. Selama ini tak pernah kutemukan. Hanya serpihan-serpihan yang semu. Bisakah itu menjadi suatu acuan?

Aku merasakannya, tapi aku tak tahu bagaimana menjelaskannya. Aku tak tahu bagaimana mendeskripsikannya. Aku tak tahu bagaimana mendefinisikannya.

Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku tak tahu apa yang sedang terjadi. Aneh bukan? Atau menurutmu ini tak aneh? Entahlah

Apakah kau ingin tahu apa yang aku rasakan? Aku tak tahu pasti apa yang sedang kurasakan. Aku tak tahu pasti apakah aku bisa menggambarkan perasaan ini, tapi aku akan mencoba. Aku akan menggunakan kata-kata yang paling mendekati apa yanh sedang kurasakan saat ini.

Apakah kau tak ingin tahu? Tak masalah. Aku bisa menyimpannya untuk diriku sendiri. Aku bisa menyimpannya dalam ruang di sudut hatiku. Semoga saja masih muat.

Kau ingin tahu atau tidak? Tak apa, kau akan kuberitahu. Apakah kau penjaga rahasia yang baik? Aku harap begitu.

Aku tak tahu pasti apa yang kurasakan. Tapi, aku merasakan perasaan kesal, entah kepada siapa. Aneh? Aku merasakan perasaan yang menyesakkan dadaku, mungkin itu adalah hatiku. Aku ingin menangis, tapi tak tahu karena apa.

Apakah ini perasaan sedih? Tidak! Bukan! Aku tak bersedih. Aku hanya merasakan rasa sesak. Mungkin yang paling mendekati adalah rasa hampa. Aku tak merasakan apa-apa. Tapi kenapa aku merasakan sakit?

Cukup! Aku tak bisa menjelaskannya. Aku tak bisa mendefinisikannya. Aku tak bisa mendeskripsikannya. Tak ada kata-kata yang tepat untuk itu semua. Tak ada.

Aku tahu aku sangat banyak bicara. Apakah ini disebut dengan bicara? Sudahlah, lupakan apa yang kukatakan. Tapi terimakasih sudah mau membacanya. Aku tak tahu harus menceritakannya pada siapa. Aku hanya bisa menuliskannya. Karena aku bukan seorang pencerita. Aku adalah seorang pendengar. Jadi menceritakan apa yang kurasakan akan terasa sangat aneh.

Mungkin aku akan terus bertanya-tanya pada diriku sendiri, "Sebenarnya apa yang kau rasakan?"

Biar bagaimanapun, aku tetap menerimanya. Tak ada cara untuk menolaknya bukan?

Berbahagialah, diriku. Kuharap kau selalu berbahagia. Tetaplah tersenyum! Semangat selalu! Semangat!
.
.
.
.
Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan suatu perasaan di hati. Apakah ada yang setuju denganku?

Tetap semangat ya!
Semangat!
Semangat terus!
Semangat!
😄😄😄
😘😘😘
♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/


Komentar

Postingan Populer