Badmood

Badmood. Siapa yang tidak pernah mendengarnya? Pasti istilah badmood ini sudah sering terdengar bukan? Badmood, di mana suasana hati sedang sangat buruk. Di singgung sedikit langsung marah-marah tidak jelas. Benar bukan? Sama seperti gadis ini. Saat ini dia sedang badmood. Bawaannya ingin marah terus. Padahal tidak ada yang mencari gara-gara dengan dia. Badmood itu menyebalkan bukan?

"Hah! Kesal aku!" ucap Wuri.

"Kesal kenapa sih Ri...?" tanya Koca.

"Soalnya susah! Jawabannya nggak ketemu!" ucap Wuri sambil meletakkan pensil di atas meja kayu dengan keras sehingga menimbulkan bunyi.

"Soal nomor berapa sih?" tanya Koca.

"Sial nomor tiga!" ucap Wuri dengan volume yang cukup tinggi.

"Ya ampun...nggak usah marah-marah gitu lah...." ucap Koca sambil melihat soal yang ditunjukkan oleh Wuri.

"Mana yang susah sih Ri? Inikan udah jelas soalnya. Kamu kan yang paling ngerti soal analisis kayak gini. Ini analisisnya sederhana Wuri.... Ini makanan kamu sehari-hari. Kenapa kamu nggak bisa?" ucap Koca.

"Ih Koca! Kalau nggak niat bantu ya udah! Nggak usah ngomong kayak gitu! Iya aku memang nggak bisa, kamu yang bisa!" ucap Wuri marah lalu pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua.

"Wuri! Kenapa marah-marah sih?" tanya Koca dengan setengah berteriak karena Wuri sudah pergi.

"Wuri aneh banget. Nggak bisanya dia marah-marah nggak jelas kayak gitu. Apa dia lagi ada masalah ya?" ucap Koca pada dirinya sendiri.

"Eh! Lha terus aku gimana ini? Aku ditinggal sendiri disini. Apa aku pulang aja ya?" ucap Koca.

Setelah itu, Koca pergi ke kamar Wuri untuk berpamitan. Saat ini, di rumah Wuri sedang tidak ada orang. Jadi, Koca harus pamitan dengan Wuri. Setelah berada di depan pintu kamar Wuri, Koca jadi takut sendiri. Takut Wurinya marah-marah lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Kalau pulang nggak pamit, itu namanya nggak sopan sama tuan rumah. Dengan rasa ragu Koca mengetuk pintu kamar Wuri.

Tok tok tok

"Wuri, aku pulang dulu ya.... Kalau kamu mau cerita masalah kamu sama aku, aku bakal ndengerin kok! Baik-baik di rumah ya.... Aku pulang dulu," ucap Koca.

Lama tak mendapat jawaban dari Wuri, akhirnya Koca memutuskan untuk pulang tanpa menungggu jawaban dari Wuri.

"Hah, ya udah deh. Aku pulang aja. Kayaknya Wuri lagi banyak pikiran," ucap Koca pada dirinya sendiri.

Sementara itu di dalam kamar, Wuri sedang berbaring di tempat tidurnya. Dia benar-benar kesal sekarang. Dia tak menghiraukan Koca sama sekali. Lebih baik diam kan daripada meledak lagi? Setelah tak mendengar Koca bersuara, dia yakin bahwa Koca sudah pulang.

"Hah, aku sendiri lagi. Padahal aku nggak maksud buat marah kayak gitu sama Koca. Hah! Jadi serba salah aku! Mana ini masih jam sembilan pagi lagi. Aku mau ngapain di rumah sendiri? Mau belajar lagi udah males. Hah! Bingung!" ucap Wuri.

"Sebaiknya aku minta maaf deh sama Koca," ucap Wuri lagi. Setelah itu, Wuri mengirimkan pesan kepada Koca.

Wuri : Koca, maaf ya... Aku tadi nggak maksud buat marah-marah sama kamu. Aku sebenarnya lagi kesal aja. Maaf ya Koca... Jangan marah balik sama aku...

Koca : Iya Wuri... Aku tau kok kamu nggak maksud marah sama aku.... Aku juga nggak akan marah balik sama kamu karena aku tahu kamu itu kayak punya masalah. Sebenarnya kamu kenapa sih sampai kayak gitu? Mau cerita?

Wuri : Makasih ya....You are my best friend, forever and ever...😘😘😘😘😍😍. Sebenarnya aku tuh lagi kesel sama orang rumah. Masak aku ditinggal sendiri di rumah sih!

Koca : Memangnya kamu nggak diajak?

Wuri : Gimana mau nggajak? Nggak ada yang bilang sama aku kalau mau pergi. Aku juga nggak tahu mereka pergi kemana. Aku hubungi nggak ada yang ngangkat. Aku kirim pesan nggak ada yang bales. Gimana nggak kesal coba!

Koca : Mungkin mereka ada urusan penting. Makanya nggak sempet bilang sama kamu. Kamu positive thingking aja lah...

Wuri : Iya sih, tapi kan masak aku ditinggal sendiri di rumah! Setidaknya ya bilang mau pergi kemana. Aku kan pikirannya jadi macem-macem..

Koca : Ya udah lah, mereka bakalan pulang kan? Kamu tanya aja waktu mereka pulang.

Wuri : Iya, iya.... Ya udah ya... Aku mau makan dulu. Aku laper. Makasih ya udah mau denger cerita aku..

Koca : Iya sama-sama Ri......

Wuri : Eh, kamu nggak ndeger sih, tapi mbaca....😅😅😅

Koca : Hahahahaha..... Terserah kamu aja deh....

Setelah berkirim pesan, Wuri turun ke dapur untuk makan. Karena, sejak tadi dia belum sarapan. Setelah sampai di dapur, ternyata tidak ada makanan jadi. Yang ada hanya bahan mentah. Dan yang lebih parahnya, tidak ada nasi.

"Ih! Kok nggak ada makanan sih? Mereka lupa apa aku ada di rumah? Nambah kesal saja! Masak nasi goreng aja lah, nggak terlalu ribet. Mau delivery juga males nunggunya," ucap Wuri.

"Eh, tapi kan nggak ada nasi. Kalau masak nasi dulu harus nunggu setengah jam. Ah, nggak apa lah. Masak yang banyak sekalian. Supaya nanti tinggal makan. Lagipula aku lagi males ketemu sama orang. Nanti mas-masnya aku marahin nggak jelas lagi. Ya udah lah, nunggu nggak papa," ucap Wuri.

Setelah itu, Wuri mulai acara memasaknya. Dia mulai memasak nasinya dan hal itu menghabiskan waktu setengah jam. Setelah itu, dia mulai memasak nasi goreng dengan porsi yang sangat banyak. Wuri menghabiskan waktu setengah jam untuk memasak nasi goreng itu. Namanya juga pemula, masaknya jadi lama. Setelah itu dia mulai makan pagi atau bisa disebut makan siang?

"Makan udah, setelah ini apa ya? Aku kok bingung...." ucap Wuri.

"Keluar rumah saja lah, lagipula di rumah nggak ada orang. Tapi main ke mana? Aku tahu! Ke taman hiburan saja lah. Aku sekalian mau ngajak Koca. Hitung-hitung untuk permintaaan maaf aku sama memperbaiki mood yang jelek ini," ucap Wuri.

Setelah itu, Wuri menghubungi Koca untuk mengajaknya ke taman hiburang. Ya, walaupun ini tengah hari sih. Semoga saja Koca mau.

Calling Koca.....

'Halo....'

'Halo Koca....'

'Wuri, ada apa? Nggak biasanya kamu telpon aku.'

'Kamu sekarang lagi sibuk nggak? Aku mau nggajak kamu ke taman hiburan.'

'Sekarang? Nggak ada acara sih. Hari ini sebenarnya aku nggak ada acara penting. Orang rumahku hari ini juga lagi pergi. Besok baru pulang. Eh, memangnya ada apa? Kok kamu mau ke taman hiburan? Tengah hari begini? Nggak kepanasan?'

'Ooo... Sebenarnya aku itu bosan aja. Di rumah nggak ada orang. Aku bingung mau ngapain. Jadi ya aku ingin pergi ke taman hiburan. Hitung-hitung ini sebagai permintaan maaf aku sama kamu sama memperbaiki moodku yang jelek. Mau ya?'

'Iya-iya. Aku ke rumahmu sekarang. Kita ke sana pakai apa?'

'Kamu bawa mobil?'

'Ya iyalah, aku mau ke rumah kamu pakai apa kalau nggak pakai mobil? Motornya dipakai kakak aku, sepedahnya lagi dipakai sama bibi.'

'Kalau begitu, kita pakai mobil kamu aja ya...'

'Ok deh. Ini aku berangkat. Lima belas menit lagi sampai, tunggu ya..'

'Iya, hati-hati.'

Setelah itu, Koca datang tepat lima belas menit kemudian. Dan merekapun berangkat ke taman hiburan. Jarak dari rumah Wuri dengan taman hiburan tersebut kurang lebih lima belas menit perjalanan memakai mobil dengan kecepatan sedang.

Setelah mereka sampai di taman hiburan tersebut, mereka langsung menuju wahana roller coaster yang pastinya setelah membeli tiket masuk terlebih dahulu.

"Koca! Ayo ke roller coaster!" ucap Wuri bersemangat.

"Iya!" jawab Koca.

Setelah turun dari wahana tersebut, mereka bingung ingin ke mana lagi.

"Koca, kita ke mana lagi?" tanya Wuri.

"Entahlah, aku juga bingung. Sebenarnya aku cuma mau naik roller coaster saja sih," jawab Koca.

"Wah, kita sama. Aku juga sebenarnya cuma mau naik roller coaster saja. Hahahaha....." ucap Wuri.

"Hahaha...kita sehati. Eh, kita makan saja yuk! Aku sudah lapar nih..." ucap Koca.

"Iya, ayo!" jawab Wuri.

Setelah itu, mereka ke tempat makan yang ada di taman hiburan tersebut. Wuri juga membeli kopi dalam cup untuk teman jalan-jalan mereka. Setelah Wuri membeli kopi, mereka memutuskan untuk jalan-jalan saja di taman hiburan tersebut. Saat mereka tengah berjalan, tiba-tiba ada anak-anak yang menabrak Koca dari belakang, akibatnya Koca spontan berpegangan pada Wuri yang naasnya Wuri tak siap yang mengakibatkan mereka berdua jatuh ke samping. Dan kopi Wuri yang masih panas dalam cupnya yang sejak tadi belum diminumpun mengenai Wuri.

"Aduh, panas panas! Koca! Kamu kenapa pegangan sama aku!?" tanya Wuri emosi sambil mengibaskan-ngibaskan kaos putihnya.

"Aduh, maaf Wuri, aku nggak sengaja. Tadi ada anak-anak yang nabrak aku dari belakang. Maaf ya..." ucap Koca sambil mengipasi tubuh Wuri yang terkena kopi dengan tangannya.

"Hah! Gimana ini.... Ini baju favorit aku Koca....!" ucap Wuri.

"Maaf Wuri, sebaiknya ganti baju dulu. Aku ada baju dalam mobil," ucap Koca sambil membantu Wuri berdiri.

Setelah itu, mereka menuju mobil Koca dan Wuri mengganti kaos putihnya yang terkena kopi dengan kaos biru muda Koca. Lalu, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan acara jalan-jalan di taman hiburan tadi. Dan sebagai gantinya, Koca membawa Wuri untuk mengelilingi kota. Sebenarnya ini juga sebagai ungkapan permintaan maaf Koca. Karena Koca tahu bahwa cara paling ampuh untuk menenangkan Wuri adalah mengajaknya mengelilingi kota.

Setelah menghabiskan waktu selama beberapa jam, akhirnya Koca mengantarkan Wuri pulang. Wuri tiba di rumah pukul delapan malam tepat. Rumah Wuri sangat gelap karena tadi Wuri tidak menghidupkan lampunya saat meninggalkan rumah.

"Wuri, maaf ya...." ucap Koca.

"Iya iya, aku maafkan. Tapi ada syaratnya," ucap Wuri.

"Apa syaratnya?" tanya Koca penasaran.

"Kaosmu jadi milikku ya...." jawab Wuri.

"Iya deh..." ucap Koca pura-pura tak rela.

"Ikhlas nggak nih...?" tanya Wuri.

"Hahaha.....Ikhlas kok...😄" jawab Koca. "Sudah ya, aku pulang dulu,"

"Iya, hati-hati," ucap Wuri.

"Iya...." ucap Koca.

Setelah tak melihat mobil Koca, Wuri memutuskan untuk masuk ke rumah dan menyalakan lampu. Setelah itu, Wuri mandi sekaligus kramas karena merasa tubuhnya sangat lengket, namun sebelum itu dia memasukkan kaos putihnya yang terkena noda kopi tadi ke dalam bak pakaian kotor miliknya. Besok baru dicuci.

'Nyuci malam-malam gini males bawaannya. Besok aja, lagipulan besok juga masih libur. Hah, kaos putihku.....malang sekali nasibmu, semoga nodanya bisa hilang.....kaosku...kaos favoritku....' Ucap Wuri dalam hati.

Bayangkan, kaos putih terkena noda kopi, bakalan susah hilang! Mana itu kaos pemberian kakak pertama Wuri yang sangat jarang pulang ke rumah. Jadi, Wuri sangat sayang sama kaos itu.

Setelah mandi, Wuri memutuskan untuk mengerjakan tugas kuliahnya yang sebelumnya sudah dicicil selama seminggu. Jangan tanya berapa banyak tugasnya. Setiap malam seminggu penuh, tugas itu baru selesai setengahnya! Padahal Wuri mengerjakannya dari jam tujuh malam sampai satu pagi. Tugas ini juga tidak dikerjakan di laptop, melainkan ditulis tangan. Sejauh ini baru selesai lima lembar. Bisa dibayangkan bagaimana lelahnya? Untungnya tugas itu dikumpulkan sebelas hari lagi.

Wuri membawa tugasnya ke depan televisi dan duduk di karpet karena dia mau mengerjakan tugas ditemani televisi. Lagipula ada film kesukaan Wuri yang sedang ditayangkan di televisi. Baru sepuluh menit mengerjakan tugas, tiba-tiba semua lampu mati. Jangan dikira Wuri akan teriak ketakutan. Wuri itu tidak takut akan gelap dan cewek yang pemberani.

"Ya ampun.... Ada apa lagi ini.... Nggak bisa apa sehari ini nggak ada kejadian yang buat aku marah?!" ucap Wuri kesal.

Saat Wuri akan beranjak untuk memeriksa listrik ke depan rumah, tiba-tiba lampu menyala kembali dan tak lama kemudian Wuri merasakan bahwa kepalanya diguyur oleh air lalu telur dan tepung, dan juga terdengar suara,

HAPPY BIRTHDAY WURI.....!

Semua orang terdiam karena Wuri tak bereaksi. Wuri tetap berdiri sambil menunduk dan diam. Semua orang tampak penasaran.

"Dek, kamu kenapa?" tanya Didi, kakak pertama Wuri.

Kemuadian, dengan perlahan Wuri menengadahkan kepalanya dengan ekspresi yang menahan marah.

"Dek, kamu nggak seneng?" tanya Rara, kakak kedua Wuri.

"Hahaha.....(tawa hambar) aku seneng?! Iya! Aku seneng! Makasih ya udah buat aku mandi keramas lagi! Makasih udah buat tugas aku basah semua! Makasih!" ucap Wuri emosi.

Kemudian, Wuri mengambil tugasnya yang basah dan langsung menuju kamarnya. Tak lama terdengar suara pintu dibanting dengan keras.

Semua orang yang di bawah masih terdiam mencerna apa yang sedang terjadi.

"Ya ampun, Wuri marah?" ucap ibu Wuri.

"Sepertinya kejutannya gagal," ucap ayah Wuri.

Sementara itu di kamar Wuri, Wuri langsung meletakkan tugas yang basah tersebut di meja belajar dan langsung mandi di kamar mandi yang ada di kamar Wuri. Dia mandi sangat lama karena harus membersihkan rambutnya dari adonan roti itu. Setelah mandi, Wuri mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut. Setelah dirasa cukup kering, dia langsung merebahkan dirinya ke tempat tidur.

"Ya ampun, udah tadi pagi ditinggal sendiri di rumah, nggak ada makanan, baju favorit ketumpahan kopi, mandi malam dua kali, dan parahnya tugas yang seminggu ini dikerjakan hancur sudah! Hah! Tau ah! Nggak mau mikir sekarang. Hari ini gini banget sih..... Mending tidur aja!" ucap Wuri kesal.

Tak lama kemudian, Wuri sudah tertidur. Semoga saja Wuri tak sakit, mengingat dia mandi malam hari dua kali dan tak makan malam, padahal dia punya sakit mag. Sabarkan dirimu Wuri....

Besok? Entahlah. Semoga menjadi hari yang lebih baik bagi Wuri....
.
.
Selesai
.
.
.
Wuri... Yang semangat ya.....!😆😆
.
.
.
Terimakasih......😄😄😄
Ini terlalu panjang nggak sih?
.
Semangat!
Tetap semangat!
Yang semangat ya!
Semangat!
♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/

Komentar

Postingan Populer