Sakit

Rasanya sakit. Entahlah. Mungkin hati kecilku yang sakit. Hey hati, kenapa kamu sakit? Beritahu aku siapa yang membuatmu sakit seperti ini. Aku akan memarahinya. Mungkin. Jika aku mempunyai keberanian.

Aku tak tahu bisa melawannya atau tidak. Tapi, kau tak boleh sakit seperti ini hati. Kau itu kuat. Memangnya siapa dia berani-beraninya membiat hatiku ini sakit! Kau! Siapa kau yang berani membuat hatiku sakit seperti ini?!

Kenapa kau membuatnya sakit? Kau mau balas dendam padaku? Silakan, tapi jangan hatiku yang kau jadikan sasaran. Hatiku itu mudah sekali hancur. Oh, apa kau memang sengaja menjadikan hatiku sebagai tempatmu balas dendam?!

Apakah kau tahu? Menurutku kau itu sangat kekanakan! Kau benar-benar kekanakan! Memangnya apa yang kulakukan sehingga kau menjadikan hatiku sebagai sasaran balas dendammu?! Kau memang kekanakan!

Memangnya siapa yang memulainya? Kau atau aku? Ah, aku ingat, aku yang memulainya. Dan aku sangat menyesal sekarang. Kenapa aku memulainya saat itu? Seharusnya aku tak melakukannya. Memang penyesalan datang terlambat bukan?

Apakah kau berpikir di sini aku yang jahat? Ya! Aku memang jahat! Kau puas! Aku jahat! Tapi jangan membalasku dengan seperti ini. Kalau memang kau tahan, kenapa kau tidak acuhkan saja? Kenapa kau tidak mengacuhkannya? Kenapa kau selalu menanggapinya? Jika memang kau tidak tahan, seharusnya kau mengacuhkannya. Acuhkan saja. Aku bisa menerima hal itu. Tapi tidak dengan ini!

Kenapa kau melakukannya?! Kenapa?! Apakah kau tahu? Tanganku sangat dingin. Dan itu karenamu. Kenapa aku membicarakannya? Memangnya kau akan peduli? Tidakkan?

Apakah kau tahu? Kau yang memberiku harapan. Tapi kau juga yang membuangnya. Kau tiba-tiba pergi. Apakah hanya karena hal sepele seperti itu? Hah, sungguh kekanakan. Seharusnya kau tidak datang. Ah, tidak. Seharusnya aku tidak menyambut.

Memang, aku akui, di sini aku yang jahat. Memang aku akui aku orang yang egois. Orang yang tak memikirkan bagaimana perasaan orang lain. Apakah kau menilaiku seperti itu?

Apakah kau tahu? Ah, tidak. Kau tidak tahu. Biarlah aku saja yang mengetahuinya. Kau tak perlu. Memangnya kau akan peduli? Tidakkan?

Sudahlah. Memang sudah berakhir bukan? Tapi rasa sakitnya belum sembuh. Rasa sakit ini ada saat kau tiba-tiba pergi. Hahaha...lucu memang.

Tapi tidak apa-apa. Meskipun rasa sakitnya masih ada, hatiku berkata bahwa aku tak boleh marah. Aku tak boleh membalasmu. Oh hati, padahal aku ingin bertanya padanya. Tapi ya sudahlah.

Satu hal yang harus kau ingat, aku tak membencimu. Aku akan terus memberikan semangat padamu. Semangat.
.
.
.
.
.
.
Memang ya, yang pergi tiba-tiba itu akan membuat shock. Hahahaha......yang ditinggal pergi, yang sabar ya...
.
.
.
Semangat!
Semangat ya!
Tetap semangat!
Semangat terus ya!
😄😄😄😄😄😄😄😄
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/




Komentar

  1. pasti dia memiliki alasan untuk itu,jadi coba positif thinking saja ya fa,dia hilang masih ada aku disini☺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.....dia memang sudah pergi dan menghilang. Tapi masih ada kamu....makasih ya...
      😘😘😘

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer