Tak Terhiraukan

Suara ombak menderu
Terasa lembut di telinga
Hembusan angin senja
Menerpa wajah bagai candu
Langit yang menjingga
Menambah ketenangan di dalam dada
Burung camar yang berseru
Bagai pertanda senja akan berlalu
Malam telah menjemput
Sang rembulan telah bersinar lembut
Gemerlap cahaya bertaburan
Menciptakan sebuah kekaguman
Langkah kaki membawa tubuh beranjak dari sana
Melangkah menjauh seakan tak rela
Di bawah langit malam
Berjalan di jalan temaram
Seakan tak takut
Apakah diri ini harus takut?
Ah, tentu saja tidak
Langkah kaki terhenti
Untuk kesekian kali
Mengunjungi rumah ini
Dengan keberanian diri
Pintu mulai diketuk
Tiga ketukan
Tapi tak ada yang menyambut
Apakah tak dihiraukan lagi?
Meskipun sudah kesekian kali?
Pintu kembali di ketuk
Tiga ketukan
Tapi tak ada yang bersua
Apakah tak dihiraukan lagi?
Meskipun sudah kesekian kali?
Diri ini tahu
Ada seseorang di dalam
Tapi kenapa?
Sebegitu besarnyakah rasa bencinya?
Bahkan untuk bertatap muka?
Langkah kaki menjauh
Memilih untuk kembali
Melewati jalan temaram
Di bawah gelapnya langit malam
Suara ombak masih menderu
Angin masih berhembus
Sang rembulan masih bersinar
Taburan cahaya masih gemerlap
Tapi tak lagi merasakan kagum
Tergantikan dengan air mata yang jatuh
Membasahi wajah
Tangis pecah
Di malam yang sepi
Untuk kesekian kali
Diri berkata 
Mungkin esok, diri akan disambut
Mungkin esok, diri tak akan tak dihiraukan lagi









Tak dihiraukan itu rasanya sangat sakit. Apalagi tahu bahwa orang itu sebenarnya tahu. Hah, sudahlah. Memang benar-benar ya?! Inginnya apa coba?! Kalau sudah, ya sudah! Kalau dia tak peduli, untuk apa aku peduli?!

Hehehe...maafkan saya yang berteriak dan ya, begitulah.....

Ok, terimakasih sudah mau membaca

Semangat!
Tetap semangat!
Semangat ya!
Semangat!
😄😄😄😄😄
🌷🌷🌷🌷🌷

♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer