Tak Terbalas
Surat tak kunjung datang
Balasan yang dinantikan terkulai
Lemah, tak ada setitik cahaya
Pun tak menerangi keputusasaan
Jiwa yang gundah gulana
Demi menanti sepucuk surat
Sebaris kalimat
Satu makna mencuat
Memang, asa menjadi penopang
Tapi goyah akan waktu
Semakin lama semakin goyah
Hingga menunggu kapan akan roboh
Kepercayaan menjadi alasan
Namun tergores akan realita
Tak mengharapkan pun tak apa
Terpenting,
"balaslah!"
Terombang-ambing bagai tak punya landasan
Terkulai lemah mengapung di lautan
Laut penuh harap
Kapan saja dapat menenggelamkan
Bayangan memang ada
Tak diterima pun tak apa
"balaslah!"
Benci pun kuterima
Tatapan tak suka pun kumengerti
Hilang menjadi solusi
Selamanya, lenyap
Sebelumnya balaslah
Sekali saja
Tak kuminta apa-apa
Balaslah!
Matahari tak selamanya bersinar
Kadang kala harus mengalah pada sang bulan
Bisa juga istirahat sejenak karena hujan
Namun, matahari kan selalu ada
Selalu ada
Mungkin, balasan tak penting untukmu
Tapi penting untukku
Menunggu
Selalu ada seperti matahari melelahkan
Sangat melelahkan
Kau tahu itu?
Ku kan menghilang
Lenyap dari radarmu
Ku bersumpah untuk itu
Hanya sampai kau membalasnya
Balaslah!
Agar aku tak menunggumu
Agar aku tak terlihat menyedihkan
Agar aku bisa menghilang
Itu yang kau inginkan, bukan?
Mawarku perlahan layu
Tak perlu khawatir akan itu
Suratku perlahan kusut
Tak perlu menyahut
Ah, sudahlah
Jika memang tak terbalas, baiklah
Menyedihkan!
Kediri, 25 April 2020
Balasan yang dinantikan terkulai
Lemah, tak ada setitik cahaya
Pun tak menerangi keputusasaan
Jiwa yang gundah gulana
Demi menanti sepucuk surat
Sebaris kalimat
Satu makna mencuat
Memang, asa menjadi penopang
Tapi goyah akan waktu
Semakin lama semakin goyah
Hingga menunggu kapan akan roboh
Kepercayaan menjadi alasan
Namun tergores akan realita
Tak mengharapkan pun tak apa
Terpenting,
"balaslah!"
Terombang-ambing bagai tak punya landasan
Terkulai lemah mengapung di lautan
Laut penuh harap
Kapan saja dapat menenggelamkan
Bayangan memang ada
Tak diterima pun tak apa
"balaslah!"
Benci pun kuterima
Tatapan tak suka pun kumengerti
Hilang menjadi solusi
Selamanya, lenyap
Sebelumnya balaslah
Sekali saja
Tak kuminta apa-apa
Balaslah!
Matahari tak selamanya bersinar
Kadang kala harus mengalah pada sang bulan
Bisa juga istirahat sejenak karena hujan
Namun, matahari kan selalu ada
Selalu ada
Mungkin, balasan tak penting untukmu
Tapi penting untukku
Menunggu
Selalu ada seperti matahari melelahkan
Sangat melelahkan
Kau tahu itu?
Ku kan menghilang
Lenyap dari radarmu
Ku bersumpah untuk itu
Hanya sampai kau membalasnya
Balaslah!
Agar aku tak menunggumu
Agar aku tak terlihat menyedihkan
Agar aku bisa menghilang
Itu yang kau inginkan, bukan?
Mawarku perlahan layu
Tak perlu khawatir akan itu
Suratku perlahan kusut
Tak perlu menyahut
Ah, sudahlah
Jika memang tak terbalas, baiklah
Menyedihkan!
Kediri, 25 April 2020
Komentar
Posting Komentar