Kau Melihat dari Covernya?
"Jangan menilai buku dari sampulnya". Peribahasa ini sudah sangat dikenal, bukan? Semua orang sudah tahu apa makna dari peribahasa ini.
Di zaman sekarang ini, banyak sekali orang yang berspekulasi bahwa apa yang mereka lihat pertama kali itu adalah kebenaran. Semua orang menilai apa yang menjadi latar belakang kita adalah sesuatu yang pastinya ada pada diri kita. Aku benar, bukan?
Jangan menilai buku dari sampulnya. Itu berarti janganlah kita menilai sesuatu dari luarnya saja. Dari apa yang terlihat. Kita tidak tahu apa yang ada di dalamnya, bukan?
Misalnya, sebuah buku memiliki sampul yang sangat bagus. Sampulnya benar-benar menarik. Akan tetapi, setelah di baca isinya, ternyata tidak sesuai dengan sampulnya. Isinya tidak ada yang menarik. Kalian paham, bukan?
Ada juga buku yang sampulnya biasa saja. Akan tetapi, isinya luar biasa. Ini bukanlah hal yang aneh. Semua ini sering terjadi. Akan tetapi, kenapa semua orang tetap menilai sesuatu dari sampulnya saja? Padahal, mereka sudah tahu tentang peribahasa ini. Apakah peribahasa ini hanya dijadikan bahan bacaan saja? Tidak diterapkan?
Marilah Kawan! Jangan seperti itu, ya? Kamu tidak akan tahu, mungkin saja cara pandangmu yang melihat dari sampulnya saja akan mendatangkan sebuah rasa tidak suka.
"Kenapa mereka menilaiku seperti itu? Aku memang bagian dari club itu. Tapi aku tidak berlatih. Aku hanya menonton dan mengabadikannya saja."
Kalian lihat? Dia memang bagian dari club itu. Tapi dia tidak pernah berlatih. Dan dia dinilai dapat melakukan apa yang tidak pernah dia sentuh. Bagaimana perasaannya? Ingin menolak, mereka tak akan percaya. Menerimanya? Yang benar saja! Apa nanti yang akan dilakukannya? Berdiam diri saja? Atau mungkin kabur? Tapi dia kasihan dengan mereka. Siapa nanti yang akan diajukan? Jawabannya pasti tidak ada.
Misalnya lagi, sebuah kota. Terkenal dengan kota yang sangat tertib. Akan tetapi, apakah kalian tahu bagaimana keadaan kota itu dari dalam?
Katanya kota adipura. Tapi kenapa banyak sampah seperti ini?
Katanya sekolah ini bagus. Tapi kenapa seperti ini?
Lihat? Semua tak serta merta sama dengan sampulnya. Aku mohon kepada kalian, jangan menilai sesuatu dari luarnya saja jika kalian tida tahu apa yang terjadi di dalamnya. Kalian tidak merasakannya, tapi apakah kalian tahu bagaimana perasaan mereka? Mereka tentu tak terima.
"Dikata aku dari lingkungan seperti ini, belum tentu aku bisa melakukan apa yang orang luar pikir bisa aku lakukan di lingkungan seperti ini."
Sekian, itu saja untuk hari ini.
Semangat!
Tetap semangat!
Semangat terus!
Semangat!
😄😄😄
🍁🍁🍁
♪＼(*＾▽＾*)／＼(*＾▽＾*)／
Di zaman sekarang ini, banyak sekali orang yang berspekulasi bahwa apa yang mereka lihat pertama kali itu adalah kebenaran. Semua orang menilai apa yang menjadi latar belakang kita adalah sesuatu yang pastinya ada pada diri kita. Aku benar, bukan?
Jangan menilai buku dari sampulnya. Itu berarti janganlah kita menilai sesuatu dari luarnya saja. Dari apa yang terlihat. Kita tidak tahu apa yang ada di dalamnya, bukan?
Misalnya, sebuah buku memiliki sampul yang sangat bagus. Sampulnya benar-benar menarik. Akan tetapi, setelah di baca isinya, ternyata tidak sesuai dengan sampulnya. Isinya tidak ada yang menarik. Kalian paham, bukan?
Ada juga buku yang sampulnya biasa saja. Akan tetapi, isinya luar biasa. Ini bukanlah hal yang aneh. Semua ini sering terjadi. Akan tetapi, kenapa semua orang tetap menilai sesuatu dari sampulnya saja? Padahal, mereka sudah tahu tentang peribahasa ini. Apakah peribahasa ini hanya dijadikan bahan bacaan saja? Tidak diterapkan?
Marilah Kawan! Jangan seperti itu, ya? Kamu tidak akan tahu, mungkin saja cara pandangmu yang melihat dari sampulnya saja akan mendatangkan sebuah rasa tidak suka.
"Kenapa mereka menilaiku seperti itu? Aku memang bagian dari club itu. Tapi aku tidak berlatih. Aku hanya menonton dan mengabadikannya saja."
Kalian lihat? Dia memang bagian dari club itu. Tapi dia tidak pernah berlatih. Dan dia dinilai dapat melakukan apa yang tidak pernah dia sentuh. Bagaimana perasaannya? Ingin menolak, mereka tak akan percaya. Menerimanya? Yang benar saja! Apa nanti yang akan dilakukannya? Berdiam diri saja? Atau mungkin kabur? Tapi dia kasihan dengan mereka. Siapa nanti yang akan diajukan? Jawabannya pasti tidak ada.
Misalnya lagi, sebuah kota. Terkenal dengan kota yang sangat tertib. Akan tetapi, apakah kalian tahu bagaimana keadaan kota itu dari dalam?
Katanya kota adipura. Tapi kenapa banyak sampah seperti ini?
Katanya sekolah ini bagus. Tapi kenapa seperti ini?
Lihat? Semua tak serta merta sama dengan sampulnya. Aku mohon kepada kalian, jangan menilai sesuatu dari luarnya saja jika kalian tida tahu apa yang terjadi di dalamnya. Kalian tidak merasakannya, tapi apakah kalian tahu bagaimana perasaan mereka? Mereka tentu tak terima.
"Dikata aku dari lingkungan seperti ini, belum tentu aku bisa melakukan apa yang orang luar pikir bisa aku lakukan di lingkungan seperti ini."
Sekian, itu saja untuk hari ini.
Semangat!
Tetap semangat!
Semangat terus!
Semangat!
😄😄😄
🍁🍁🍁
♪＼(*＾▽＾*)／＼(*＾▽＾*)／
Komentar
Posting Komentar