Angin Malam

Angin berembus pelan
Menerbangkan beberapa lembaran kenangan
Yang terkenang
Tapi tak akan bisa terulang
Angin malam
Terasa menyentuh kulit dengan lembut
Tak menusuk
Tak merasuk
Tak menumbuk
Terasa lembut
Angin malam perlahan mereda
Tak lagi berembus dengan lembut
Lebih tepatnya, tak lagi berembus
Tenang,
Tak ada lagi memori yang terbang
Terbang terbawa angin malam
Walaupun merasa nyaman
Tapi terasa ada yang mengganjal
"Kenapa angin malam tak berembus lagi?"
"Kenapa angin malam memilih untuk pergi?"
"Bukankah hanya dia yang menemani malamku?"
"Lalu, siapa yang akan menemaniku malam ini?"
Tak ada sahutan
Semua terlihat tenang
Tak ada pergerakan
Angin malam tiba-tiba datang
Berembus dengan kencang
Sampai menerbangkan daun-daun yang berguguran
Sampai menerbangkan lembaran kertas koran yang terbuang
"Ada apa ini?"
Sebuah pertanyaan terbesit
"Apakah angin malam sedang marah?"
Dugaku
"Kenapa sikapnya sangat aneh?"
"Ada sesuatu pada angin malam"
"Wahai, Angin Malam!"
"Apa yang terjadi padamu?"
Tak ada sahutan
Namun, angin berembus semakin kencang
Seakan ingin menjatuhkanku
Berusaha bertahan
Tapi tak bisa
Pada akhirnya terjatuh
Tak bisa menandingi Sang Angin Malam
"Kau tahu kenapa aku bersikap seperti ini padamu?" tanya angin malam
"Aku benar-benar muak denganmu! Aku benci dengan seorang yang lemah sepertimu! Aku membencimu!"
"Maaf" hanya kata itu yang keluar
Angin malam saja muak denganku
Angin malam saja benci padaku
Ah, sekarang aku tahu mengapa aku selalu dibenci
Aku tahu
"Terimakasih Angin Malam"
"Berkatmu aku tahu apa yang selama ini aku cari tahu"
Terimakasih
Kau mungkin membenciku
Tapi, aku akan tetap menemanimu
Karena aku tahu, kita saling membutuhkan
Butuh sebuah kekuatan
Butuh sebuah perhatian
Aku tahu itu
.
.
.
.
.
.

Angin Malam, apakah— sudahlah, lupakan saja.








Semangat!
Tetap semangat!
Semangat terus ya!
Semangat!
😄😄😄
🌹🌹🌹

♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/

Komentar

Postingan Populer