Hati Nurani

Selangkah demi selangkah kaki berjalan
Tertatih juga lelah jadi hiasan sebuah perjalanan
Sendiri jadi benteng yang tak seberapa kuat
Disentuh pun akan roboh; rapuh

Terlampau menjadi seorang yang perasa
Hingga rasa sendiri melingkupi tak ingin beranjak
Terjebak dan terkekang oleh asumsi
Lebih parahnya oleh tekad dan prinsip
Mengenaskan!

Di mana letaknya hati nurani?
Menghargai diri sendiri tak mampu
Bagaimana pula memberikan ekspektasi?
Tak tega jadi alasan
Hati nurani tak berperasaan

Pantaskah disebut hati nurani
Yang bahkan di dalamnya tak ada sebuah ketulusan nurani
Kasihan; selalu menjadi pertahanan yang berbalik menyerang

Terlampau baik?
Atau terlampau jahat?
Beda tipis diantaranya
Bisakah membedakannya secara signifikan?

:

Kata ini mungkin berbeda alur cerita dengan yang sudah-sudah
Entah dari mana pikiran kosong mengarahkan tangan menulis tulisan yang bahkan tak tahu maknanya
Efek sang pagi mungkin?


Kediri, 6 Mei 2020


^_^
Nggak tau kenapa bisa nulis ini. Nggak tau juga pesan dan maknanya apa.

NB : aku adalah penulis yang bahkan tak tahu apa yang sedang kutulis. Jadi, maknai sendiri setiap tulisan yang kutulis, jangan bertanya maksudnya apa kepadaku (๑•́ ₃ •̀๑)

Terima kasih,
Selamat pagi!

Komentar

Postingan Populer