Asumsi

Empati terkadang melingkupi
Berlindung dari telunjukan jari
Kesana-kemari tak henti-henti
Apa yang dia cari? 

Pinta mereka tak ada ternyata
Belas kasihan tak cukup baginya
Dendam dan kasih membebaninya
Eksekusi pun apalah arti semua

Kelingan tak berwujud candaan
Wajah sumringah tak tahu arah
Pion putih itu berjalan, pelan, tak punya tuan

Usianya tak kalah dari mereka
Terpaannya tak lebih sedikit dari mereka
Tapi mengapa? 

Tak ada bedanya! 

Tak ada gunanya!

Dia tergopoh mengasihi anak itu
Neraka fokus utamanya, tak sanggup katanya

Sia-sia usahanya
Sia-sia belas kasihnya

Jendela terbuka, angin menerpa 
Dingin dirasa, mati rasa
Entah apa kata hatinya
Dia sungguh payah

Belas kasihnya kalah
Pintanya omongan sampah 
Sudah di ujung jurang pun dia tetap kalah
Kenapa? 

Hanya tebakan belaka yang bertanggung jawab atasnya


Kediri, 21 Desember 2022

Komentar

Postingan Populer