Manusia

Manusia. Masalah ada karena rasa egois manusia. Di masa depan mereka kelimpungan mencari solusinya. 

Pikiran jangka pendek penyebabnya. Kesenangan sesaat diupayakan, mengorbankan kehidupan masa depan. Pembuat ulah sudah usai masanya, banyak yang sudah tiada. Anak cucu jadi penanggung kesalahan dadakan. Miris, tapi realitanya sudah biasa. Generasi berkoar-koar tentang masa yang akan datang, berkoar-koar tentang persiapan, berkoar-koar untuk dirinya sendiri. 

Manusia egois. Sangat.

Masalah sekarang kompleks tak ketulungan. Efek domino tak akan bisa terhindarkan. Pengorbanan kembali digalakkan meskipun hasilnya tak meyakinkan. Terlalu jauh masalah mengalir. Penyelesaian tak bisa hanya dari satu dimensi, tak akan bisa. 

Dari awal, mengapa manusia bisa egois? Peperangan dengan sesama. Apa yang dituju? Bumi tempat yang luas, sekarang sesak dengan manusia dan segala permasalahannya. 

Sedari awal, memang takdir kah? 

Pemikiran terus diucapkan, realisasi yang memberatkan. Berucap memang gampang, tunjuk ini itu. Lapangan tak begitu bersahabat, Kawan. 

Dimensi demi dimensi mulai luruh, bercampur tak ada pemisah. Sesak dan pengap. Manusia sungguh tak bisa ditebak. 

Terus terang saja, aku, kamu, kita tak bisa lepas. Terlanjur terikat benang tak kasat mata, terjulur dari ujung dunia. Mengikat penuh penekanan. 

Benang kusut masih bisa diurai, sedangkan kita? Bagaimana caranya? 

Sedari awal, nafsu yang mengendalikan, bukan? Sedari awal?

Jangan asal menuduh. Toh kita juga yang menambah-nambah beban. Permasalahan sudah ada, janganlah di tambah-tambah. Tidakkah merasa lelah? 

Kenapa manusia egois? Mungkin karena sudah kodratnya. 

Nikmati hidupmu di tengah benang kusut, Kawan. 

Masih ada yang dapat kau jadikan sandaran, pegangan, dan tempat bergantung. 


Semoga keegoisan bisa lebih tertidur. 



Kediri, 20 Oktober 2021

Komentar

Postingan Populer